Sabtu, 28 Juni 2014

speaker’s meaning, hearer’s meaning, dan sign meaning



Di ujung jalan yang berkelok-kelok disertai dengan jalan yanag naik turun curam terdapat papan informasi yang bertuliskan: “Sayangi nyawa Anda!” Bgaimanakah (1) speaker’s meaning (dalam konteks ini adalah speaker adalah penulis informasi), (2) hearer’s meaning, dan (3) sign meaning yang ada pada tulisan tersebut.


Menurut Cruse bahwa dalam komunikasi terdapat tiga aspek makna, yaitu speaker’s (makna yang dimaksudkan oleh penutur/penulis), meaning, hearer’s meaning(makna yang dipahami oleh kawan tutur/pembaca), dansign meaning(makna yang dinyatakan oleh kata-kata yang digunakan dalam komunikasi tersebut). Jadi tiga aspek makna yang dimaksud dalam kasus di atas, yaitu:


(1)   speaker’s meaning: Penulis menghimbau supaya pengendara kendaraan bermotor yang melintas di daerah tersebut berhati-hati.


(2)   hearer’s meaning: Pembaca (pengendara kendaraan bermotor yang melintas di daerah tersebut) akan mengurangi kecepatannya dalam berkendara supaya selamat sampai tujuan ketika melintas.


(3)   sign meaning: pemberitahuan untuk menyayangi nyawa

Kenapa komunikasi verbal dapat gagal hanya karena kesalahan yang kecil ?


Kenapa komunikasi verbal dapat gagal hanya karena kesalahan yang kecil ?


Komunikasi verbal adalah penyampaian pesan secara verbal dengan sarana bahasa oleh penutur terhadap kawan tuturnya. Komunikasi verbal dapat gagal apa bila dalam penyusunan satuan-satuan bahasanya tidak sesuai dengan kaidah yang belaku. Misal contoh kasusnya sebagai berikut:

a) “Ndhek sore ,ana mahasiswa sing ngantemake polisi nganggo kerikil
b) “Ndhek sore ,ana mahasiswa sing ngantemi polisi nganggo kerikil

dari dua kalimat di atas terlihat perbedaan kecil pada sufiks untuk kata “ngantem”, yaitu sufiks –ake pada kalimat (a) dansufiks –i pada kalimat (b). Jika seorang penutur dalam komunikasi verbalnya menggunakan kalimat (a) maka pesan yang akan disampaikan olehnya akan gagal, sebab kawan tutur tidak akan mengetahui siapa yang menjadi tersangka sesungguhnya dalam kasus tersebut. Sufiks –ake menandai bahwa mahasiswa disuruh oleh seseorang (tersangka sesungguhnya), jadi kalimat (a) tidak lengkap sehingga pesan yang disampaikan oleh penutur terhadap kawan tuturnya gagal. Jika seorang penutur dalam komunikasi verbalnya menggunakan kalimat (b) maka pesan yang akan disampaikan olehnya akan berhasil, sebab kawan tutur akan mengetahui dengan jelas siapa tersangka sesungguhnya dalam kasus tersebut. Sufiks -i menandai bahwa mahasiswa adalah tersangka sesungguhnya, jadi kalimat (a) sudah lengkap sehingga pesan yang disampaikan oleh penutur terhadap kawan tuturnya berhasil.