Kamis, 02 Juli 2015

Apa itu Pranata Jawa ? ...



Masyarakat Jawa dari hari ke hari selalu melakukan berbagai tindakan interaksi antar individu dalam kehidupannya, semua kegiatannya pasti memiliki suatu pola. Di antara semua kegiatan yang berpola tersebut, perlu diadakan perbedaan antara kegiatan-kegiatan yang dilakukannya menurut pola-pola yang tidak resmi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya menurut pola-pola yang resmi. Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat, inilah yang dinamakan dengan pranata, atau dalam bahasa inggris disebut dengan institution (Koentjaraningrat, 2009:132). Pranata adalah suatu sistem norma khusus atau sistem aturan-aturan yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 2009:133). 

Pranata memiliki fungsi-fungsi yang sangat kompleks, misalnya pranata berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, yaitu sering disebut dengan kinship atau domestic institutions. Contoh: perkawinan, tolong-menolong antar kerabat, pengasuhan anak-anak, sopan santun pergaulan antar kerabat, sistem istilah kekerabatan dan sebagainya. Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia untukmata pencarian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, menyalurkan hasil produksi dan harta adalah economic institutions. Contoh: pertanian, peternakan, pemburuan, feodalisme, industri, barter, koperasi penjualan, penggudangan, perbankan, dan sebagainya. 

Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna adalah educational institutions. Contoh: pengasuhan anak-anak, pendidikan rakyat, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan, keamanan, pers, perpustakaan umum, dan sebagainya.

Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami alam semesta sekelilingnya adalah scientific instittutions. Contoh: metodologi ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah, dan sebagainya. 

Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menghayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi adalah aesthetic and recreational institutions. Contoh: seni rupa, seni suara, seni gerak, seni drama, kesusastraan, olah raga, dan sebagainya. Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan dan berbakti kepada Tuhan atau dengan alam gaib adalah religious institutions. Contoh: doa, kenduri, upacara adat, semadi, bertapa, penyiaran agama, pantangan, ilmu gaib, ilmu dukun, dan sebagainya.

Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat adalah political institutions. Contoh: pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, ketentaraan, dan sebagainya. Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan kenyamanan hidup manusia adalah somatic institutions. Contoh: pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran, dan sebagainya (Koentjaraningrat, 2009:135-136). 

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pranata Jawa adalah suatu sistem norma khusus atau sistem aturan-aturan yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia Jawa dalam kehidupan masyarakat Jawa. Dalam kehidupan masyarakat Jawa selalu memiliki pranata-pranatanya sendiri dalam berbagai lini kehidupannya baik dalam lingkup domestic institutions, economic institutions, educational institutions, scientific institutions, aesthetic and recreational institutions, religious institutions, political institutions, dan lingkup somatic institutions. 

Dalam pranata Jawa pasti ada yang disebut dengan ahli adat atau dukun dan sebagainya , ia memiliki peranan sosial sebagai pemimpin suatu upacara adat dalam masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa dalam daur kehidupannya semenjak lahir hingga meninggal, akan selalu melakukan berbagai kegiatan adat. Sejak dalam kandungan pun sudah dilakukan upacara adat mitoni, setelah bayi lahir, maka dilanjutkan dengan upacara adat yang disebut dengan brokohan, sepasaran, selapanan, tedak siten, sampai tetakan. Peringatan usia seseorang ada yang disebut dengan windon, tumbuk alit, dan tumbuk ageng

Dalam urusan pernikahan pun sama, dilakukan nontoni, paningset, pingitan, midodareni, akad nikah, temu manten, balangan gantal, sindur binayang, kacar kucur, sampai tilik nganten . Pada saat seseorang meninggal pun ada upacara adat yang dilaksanakan. Ketika seseorang geblak ‘baru meninggal’ maka sanak keluarganya akan membuat lelayu ‘berita duka cita’. Ngrukti  , brobosan, dan memakamkan jenazah. Setelah upacara pemakaman selesai maka akan dilanjutkan selamatan sebagai peringatan orang yang meninggal tersebut dengan urutan waktu selamatan sebagai berikut, tiga hari, tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari, pendhak pisan, pendhak pindho, seribu hari (Marbangun, 1980:108-109). 

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang mendasari pranata Jawa adalah masyarakat Jawa mempercayai adanya suatu zat yangdisebut dengan Adikodrati yang menguasai manusia, masyarakat Jawa perlu mengadakan keseimbangan dan keselarasan dengan alam lingkungan hidupnya, manusia Jawa juga menyadari akan jagad gedhe (makro kosmos) dan jagad cilik (mokro kosmos). Pranata Jawa meliputi tiga hal dalam kehidupan masyarakat Jawa, pertama pranata yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan atau Adikodrati, kedua pranata yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan pranata yang mengatur hubungan manusia dengan alam lingkungan hidupnya. 

Keselarasan dan keharmonisan, kesemuanya itu akan terawat dengan wujud suatu upacara adat, misalnya untuk menjalin hubungan dengan Tuhan maka dilakukan upacara Ruwatan , sebagainya, untuk menjalin hubungan dengan sesama manusia misalnya dilakukan upacara Panggih dan sebagainya, dan untuk menjalin hubungan dengan alam lingkungan hidup manusia maka dilakukan upacara Bersih dhusun. Pranata memiliki unsur-unsur kebudayaan universal serta norma-norma yang tegas, jelas, dan tidak meragukan. Norma-norma yang mengatur upacara-upacara adat pada masyarakat Jawa merupakan mores (adat-istiadat), apabila norma-norma itu dilanggar maka akan menyebabkan ketegangan-ketegangan dalam masyarakat Jawa dan mempunyai akibat yang sangat panjang (Koentjaraningrat, 2009:160).

Dalam pranata Jawa ada yang disebut dengan hukum adat. Apa bila ada pelanggaran dari individu warga dalam suatu masyarakat yang dinaungi oleh suatu pranata dalam hal ini masyarakat Jawa maka akan ada suatu hukum adat yang akan jatuh kepadanya, hukuman ini diputuskan oleh seorang ahli adat yang menguasai dan memahami pranata tersebut. Biasanya hukuman tidak terjadi seperti hukuman dalam sistem ketata-negaraan, hukum di sini adalah individu yang melanggar tersebut dapat dinyatakan bersalah atau disebut ora ngerti tata, ora njawani, ora kena dianggo abahan, dengan sanksi sosial seperti itu akan berdampak pada perpecahan dan menyebabkan ketegangan masyarakat yang panjang sekali waktunya, bisa saja individu yang melanggar adat akan dikucilkan dalam masyarakatnya.




Bibliografi: 


Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
Marbangun Hardjowirogo. 1980. Adat Istiadat Jawa. Bandung: Patma.

Rabu, 08 April 2015

Senin, 20 Oktober 2014

PEKAN BUDAYA JAWA 2014

halo ini dia acara tahunan KMSJ FIB UI :) dateng yaaaa.....

PEKAN BUDAYA JAWA 2014
Yang akan dilaksanakan pada tanggal 29,30,31 oktober2014, di Auditorium Gd.IX FIB UI
tanggal 29 oktober 2014 akan ada lomba tari antar universitas se pulau jawa
dengan juri yang pertama ibu nungki kusumastuti, yang kedua bapak F.X.Rahyono, yang ketiga Mas Soorjo Sani
tanggal 30 oktober 2014 akan ada talkshow mengenai "plesiran ing tlatah jawa"
dengan pembicara : Ramon Y tungka (artis), Bapak Tazbir (direktur dinas pariwisata domestik DKI Jakarta), Muhammad Rizky (perwakilan dari kompas khatulistiwa)
tanggal 30 oktober setelah talkshow akan ada pagelaran drama tradisional dengan tema "Mataram Nyambut Damel Sareng" yang bekerja sama dengan SBN (Sekar Budaya Nusantara)
tanggal 31 oktober 2014 akan ada acara musik dengan GUEST STAR "TEN2FIVE" dan jajaran band yang lainnya ada : Sekar Sriwedari, Hamba Allah, 90'horse power, MRT band, Siboi, dan Street Walker
Datang ya GUYS.....
http://uiupdate.ui.ac.id/content/pekan-budaya-jawa-2014-0
http://pekanbudayajawafibui.blogspot.com/
https://twitter.com/PekanBudayaJawa


PEKAN BUDAYA JAWA
‪#‎FAJARSURYAMATARAM‬
30 Oktober 2014 draMATRAdisional bekerjasama dengan Sekar Budaya Nusantara
HTM 10rb
infopemesanan : 085715325217 (Mega)

Sabtu, 28 Juni 2014

speaker’s meaning, hearer’s meaning, dan sign meaning



Di ujung jalan yang berkelok-kelok disertai dengan jalan yanag naik turun curam terdapat papan informasi yang bertuliskan: “Sayangi nyawa Anda!” Bgaimanakah (1) speaker’s meaning (dalam konteks ini adalah speaker adalah penulis informasi), (2) hearer’s meaning, dan (3) sign meaning yang ada pada tulisan tersebut.


Menurut Cruse bahwa dalam komunikasi terdapat tiga aspek makna, yaitu speaker’s (makna yang dimaksudkan oleh penutur/penulis), meaning, hearer’s meaning(makna yang dipahami oleh kawan tutur/pembaca), dansign meaning(makna yang dinyatakan oleh kata-kata yang digunakan dalam komunikasi tersebut). Jadi tiga aspek makna yang dimaksud dalam kasus di atas, yaitu:


(1)   speaker’s meaning: Penulis menghimbau supaya pengendara kendaraan bermotor yang melintas di daerah tersebut berhati-hati.


(2)   hearer’s meaning: Pembaca (pengendara kendaraan bermotor yang melintas di daerah tersebut) akan mengurangi kecepatannya dalam berkendara supaya selamat sampai tujuan ketika melintas.


(3)   sign meaning: pemberitahuan untuk menyayangi nyawa

Kenapa komunikasi verbal dapat gagal hanya karena kesalahan yang kecil ?


Kenapa komunikasi verbal dapat gagal hanya karena kesalahan yang kecil ?


Komunikasi verbal adalah penyampaian pesan secara verbal dengan sarana bahasa oleh penutur terhadap kawan tuturnya. Komunikasi verbal dapat gagal apa bila dalam penyusunan satuan-satuan bahasanya tidak sesuai dengan kaidah yang belaku. Misal contoh kasusnya sebagai berikut:

a) “Ndhek sore ,ana mahasiswa sing ngantemake polisi nganggo kerikil
b) “Ndhek sore ,ana mahasiswa sing ngantemi polisi nganggo kerikil

dari dua kalimat di atas terlihat perbedaan kecil pada sufiks untuk kata “ngantem”, yaitu sufiks –ake pada kalimat (a) dansufiks –i pada kalimat (b). Jika seorang penutur dalam komunikasi verbalnya menggunakan kalimat (a) maka pesan yang akan disampaikan olehnya akan gagal, sebab kawan tutur tidak akan mengetahui siapa yang menjadi tersangka sesungguhnya dalam kasus tersebut. Sufiks –ake menandai bahwa mahasiswa disuruh oleh seseorang (tersangka sesungguhnya), jadi kalimat (a) tidak lengkap sehingga pesan yang disampaikan oleh penutur terhadap kawan tuturnya gagal. Jika seorang penutur dalam komunikasi verbalnya menggunakan kalimat (b) maka pesan yang akan disampaikan olehnya akan berhasil, sebab kawan tutur akan mengetahui dengan jelas siapa tersangka sesungguhnya dalam kasus tersebut. Sufiks -i menandai bahwa mahasiswa adalah tersangka sesungguhnya, jadi kalimat (a) sudah lengkap sehingga pesan yang disampaikan oleh penutur terhadap kawan tuturnya berhasil.

Selasa, 31 Desember 2013

Lagu Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa

 halo-halo selamat sore, ini  nih  lagu  kebanggaan anak prodi sastra  Jawa FIB  UI. setiap kami berkumpul  di  suatu acara  pasti lagu ini  tak  lupa dinyanyikan.  lagu ini  sangat membangkitkan semangat ke KMSJ an kami  hehehe. lagu  ini  diciptakan  grub  Orkes Hamba  Allah yang  seluruh  personelnya  adalah  alumni  sastra Jawa FIB  UI . namun  lambat  laun lagu  ini  mengalami  pengglobalan  sehingga  tak  hanya  kami  prodi  Jawa  yang  patut  melantunkannya,  maka  ada  lirik yang  dirubah  yaitu 'Jawa'  menjadi  'Jaya'  , seperti  apa ? ini  dia http://www.youtube.com/watch?v=COQcbDAMNxg

ini liriknya:

Mengapa kau bersedih saja, tiada seperti biasa
Mengapa kau cemberut saja, tambah kerut tambah tua
Jangan bersedih kawan, jangan bersedih kawan
disini masih ada kami 2 X
Reff:
Bergembira… bersama-sama,
Bersama-sama kita bergembira
Almamater Fakultas Ilmu budaya
Bergembira… bersama-sama,
Bersama-sama kita bergembira
Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa
Why you look so sad?  it’s there’s something that make you upset?
Why you look so bad? don’t you know your face like a babi ngepet
don’t worry my brother, don’t worry my sister
Here we are gonna sing a song for you
Be happy my brother, Be happy my sister
Here we are gonna sing a song for you
Reff:
Happy-happy… together-together
together-together… We are Happy-happy
Almamater Faculty of Humanity
Happy-happy… together-together
together-together… We are Happy-happy
The Big Family, The Best Faculty in UI !!

Beksan Gambyong Mari Kangen

Gambyong pada mulanya adalah  tari daerah yang dipandang sebelah mata  oleh pihak istana. Karena gambyong pada masa  itu  berasal dari kaum jelata dan bisanya digunakan untuk menghibur  kaum petani, buruh, dan sebagainya. Pada mulanya  gambyong dipentaskan  menggnakan anggin yang  memancing pandangan yang negatif,  sebab alasan  itu  pula lah gambyong dilarang  masuk ke wilayah istana.  Namun seiring  berjalannya waktu, gambyong sudah mengalami  perubahan busana tari yang lebih  sopan sehingga lama-kelamaan gambyong  bisa masuk istana. Bahkan tarian ini sering dipentaskan untuk membuka acara  atau  menyambut tamu-tamu agung pula. Nama gambyong sendiri ada yang mengatakan bahwa  pencipta tari ini bernama Nyi Gambyong.

Gambyong juga semakin banyak perkembangannya  sehingga dapat kita jumpai banyak macam tari gambyong  di Indonesia yang berkembang di tanah Jawa. misalnya saja tari Gambyong mari kangen yang cukup tenar, dan KMSJ sering menarikannya  di berbagai kesempatan.  seperti apa  cek di sini http://www.youtube.com/watch?v=tT_eE7mvXBM dan http://www.youtube.com/watch?v=vOiimD8fbkg


berikut ini  liriknya:

E..jebul, kae sing tak anti-anti
Wus tekan kene
Wis rada suwe

Babar pisan ora krungu kabare
Sajake rada lalen,
Mung tansah dadi impen
Yen pinuju nggeget lati
Eseme kang merak ati

E..mari kangen, muga-muga tansah tegen
Atiku dadi tentrem, amulat netra kang tajem
Mari kangen, mulat sira Netra tajem, tyas jatmika