Selamat malam
Sugeng dalu, salam kenal dari
saya.perkenalkan aku Aris asli anak Cepu(Jawa Tengah) “leh”. Hahaha walaupun
dialek “leh”saya mulai jarang digunakan semenjak lama kuliah di program studi
Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI. Ya di kampus kuning tersebut
lah saya dihadiahi Tuhan untuk merasakan kuliah di kampus yang sangat
termahsyur di Indonesia khususnya. Ahay
udah-udah . taukah kalian sobat, saya 2
bulan lagi akan menginjak pada semester 4 dan sampai saat ini pun masih banyak
pertanyaan mengenai kuliah “Sastra Jawa” di UI. Hmmm nih pertanyaan yang
berhasil saya rangkum dan seingat saya:
“Kuliah Sastra Jawa mau jadi apa
?”
“Kuliah jauh-jauh di Jakarta
ngambil sastra Jawa ? hahaha”
“Hah ngambil sastra Jawa di UI
alai banget. Kenapa ga di Yogya atau Semarang aja kan deket”
Pertanyaan-pertanyaan atau malah
bukan suatu pertanyaan yang dilontarkan pada saya oleh para tetangga dan
kawan-kawan. Tapi ya sudah lah awal-awal saya menjawab dengan dilomatis yang
ternyata saya tahu itu sama sekali tidak ada artinya sama sekali loh . ya mereka
bertanya hanya karena ingin menghina mungkin saja atau apa ya ahahahaha. Ya lama-lama
saya pun “saya tahu gaya mu,begini kan”. Dari menjawab panjang lebar sampai
berkurang-berkurang. Akhirnya jka ada yang bertanya saya hanya berikan senyum
gigi cemerlang saya.
Yah awalnya saya juga tak
mengerti jadi apa setelah lulus sastra Jawa, saya hanya mengikuti “passion”
saya saja. Makin lama saya kuliah, saya pun mulai mengerti apa hasil produksi
dari sastra Jawa UI. Tentu saja kami menjadi pengkaji budaya, bukan hanya
sebagai pelaku budaya saja namun kami juga mampu menjelaskannya secara
ilmiah.kami memiliki teori dn metode untuk mengkaji budaya Jawa bahkan budaya
lain yang memiliki pola yang sama dengan budaya jawa. Kami adalah agen-agen
pencerahan mengenai budaya jawa yang selama ini distereotipkan sebagai budaya
musrik dan sesat, hmmmm jawa itu penuh simbol-simbol tidak bisa diejawatahkan
secara langsung. Saya kira budaya lain pun sama pasti memiliki simbol pula. Di sini
lah peran kami untuk memberikan pencerahan-pencerahan tersebut.
Saya pun semakin bersemangat
kulia hsastra Jawa, saya jadi lebih mengenal Budaya Jawa lebih dalam, dan
ternyata Jawa tidak main-main , luar biasa. Hubungan besok jadi apa ya jadi
diri sendiri, masalah pekerjaan atau prospek ya di tangan Tuhan, yang penting
saya tulus melakukan semua hal. Sesuai “passion saya. Yang jelas lulus nanti
saya adalah seorang “Penelti”, peneliti
Budaya jawa tentunya. Yah di mana pun saya nanti bekerja atau bertempat
saya yakin bisa mengamalkan ilmu yang saya dapatkan dari kuliah dan saya akan tetap
berkarya meski orang mau berkata apa. Karena kebanyakan orang sering
mementingkan hasil dari paa proses, hmm bukan kah setiap orang perlu belajar.
Rejeki-Jodoh-Mati di tagan Tuhan, yang penting kita tulus menjalani kehidupan
saja intinya, hmmmm
-------------------------Journey
to Yellow jacket (sastra Jawa)------------------------------------
Tidak lupa orang tua saya yang
awalnya memaksakan saya untuk masuk AKPOL. Hmm saya tak begitu tertarik dengan
bidang semacam itu, saya suka sastra. Namun
ortu tetap memaksa sehingga seusai saya Ujian Nasional SMA saya langsung
diarahkan untuk menjadi AKPOL. Ribet saya harus mengurus dokumen-dokumen yang
harus saya lengkapi dan itu harus ditulis tangan dengan rapi enam kali belum
lagi dokumen-dokumen lain yang ribet ngurusinnya. Dari Cepu saya harus naik
angkot bolak-balik ke Blora(Kabupaten) untuk verifikasi data. Hmmm yang namanya
daftar semacam itu ada aja ujiannya yang kurang ini kurang itu hah walau saya
dari awal aku tak berniat masuk AKPOL namun
demi orang tua supaya tahu poten si anaknya yang sebenarnya bukan di
sini. Huh masih terbayang susahnya minta legalisir ijazah SD_SMP_SMA yah kadang kepala sekolahnya ga ada , kadang ya harus menunggu sampai sore. Di SMP saya ditertawakan oleh beberapa guru
saya dengan mengatakan “Cah ora tau tukaran wae kok AKPOL hahaha ya wis sukses
ya” artinya‘anak ga pernah berkelhi kok daftar AKPOL hahaha ya sudah sukses ya’.
Saya hanya tersenyum kecil dalam hati, iya bu saya sebenarnya tak mau. Hah akhirnya
pun semua dokumen diterima oleh Kapolsek BLORA.
Perjuangan selanjutnya adalah saya
harus bersiap ke Semarang untuk ujian verifikasi data selanjutnya dan tes
kesehatan luar dalam, yah memang seorang
AKPOL memang harus sempurna otak dan fisik. Hah sebelum masuk ke cerita waktu saya tes, saya akan ceritakan perjuangan saya yang
cukup menyesakkan hati. Ceritanya saya tes di Semarang saya diinapkan kakak
saya di kostan temannya, hmmm saya hanya
dibekali alamat tanpa nama teman kakak saya , ya mungkin pololsnya saya jika
nanti saya sampai di alamat tersebut saya
akan siap dijemut teman kakak saya. Manis sekali saya berangkat pagi
sekitar jam enam naik travel yang dingin banget sopirnya huh tak ramah, saya
kebetulan tidak bisa pakai ac mobil pagi-pagi. Perjalanan pun di mulai huh mual
sekali rasanya sudah mau muntah, dan saya coba buka jendela supaya mendapat
udara segar, karena travel yang saya tumpangi udaranya pengap walau ber-ac. Parah
sekali sopir marah-marah, “dek ini pakai ac jangan dibuka jendelanya!”. Baru saja
bernafas lega hah terpaksa ditutup,hah iya pak saya tahu pakai ac yang bilang
pakai kipas princess syahrini siapa. Yah alhasil saya muntah di travel bodo
amat saya pura-pura tidur aja dasar sopir gemblung. Nah istirahat di Purwodadi
saya turun dan membersihkan mutah di baju saya. Muntah di travel dibereskan
oleh sang sopir dengan wajah ramah bagai prabu Burisrawa. Betul-betul songong ya tuh sopir, sampai di
depan gang alamat yaitu gang “P Barat” sang sopir mempersilakan saya turun bak
narapidana dan saya harus mengambil barang bawaan saya yang sama sekali tidak
bermanfaatnya buat saya waktu itu sendiri. Wah saya tunggu di depan gang, hah
tidak ada siapa-siapa duh gimna ya, mna di depan gang ada orang tidak waras. Akhirnya
pun saya coba telepon akak saya dan bahagianya hape nya dinonaktifkan yang
katanya memang sengaja supaa saya tidak
tergantung dengannya. Hah yang benar saja sya idak dikasih no hape temannya
namanya siapa dan kuliah di mana semester berapa sekarang. Akhirnya saya
telepon bulik saya, dan akhirnya kakak saya bisa dihubungi dan saya hanya
dikirimi kakak saya nomor hape kawannya dengan nama dan tempat kuliah serta
jurusannya. Saya hubungi nomor itu namun
tak aktif, mungkin masih kuliah. Alhasil
saya muter-muter di gang “P Barat” tanya
orang ga ada yang tau, sampai saya seperti anak hilang yang bawa dus besar, dan
ada kakek-kakek an Ibu-ibu yang masih peduli menanyakan ngapain nak di sini
sendirian. sedangkan ibu-bu tadi malah mengira saya sales mau jual apa
bawa-bawa dus besar berisi makan dna sebagainya. Hah polos sya hanya mengatakan
saya cari mas ini bu—pak, waktu itu sekitar jam 9 dan terik juga hari itu. Akhirnya
saya berlalu dan muter lagi, ketemu ibu-ibu penjual es yang juga pemilik kos-kosan di situ. Saya pun ditanyai,
saya pun menjawab saya cari kos kawan kakak saya beserta keterangan
seadanya. Dan kebetulan anak-anak kos di sana pun kuliah di tempat yang sama
dengan teman kaka saya, namun sayang tidak ada yang kenal. Yah cukup menghbur dan setidaknya saya dapat minum es
teh gratis dari ibu-ibu tersebut. L ama kemudian saya coba hubungi hape teman kakak saya dan syukur nyambung. Alhasil
saya salah alamat sodara-sodara. Baik lah saya pun akan dijmput di depan gang “P
Barat”.
Waktu itu saya pakai celana dan
baju warna hitam-hitam dan ibu-ibu segera masuk ke dalam rumah mereka ketika
saya beranjak menuju depan gang, mungkin dikira saya teroris ya sambil
bawa-bawa dus. Indahnya lagi saya menunggu di depn rumah yang kondisinyta sudah
hancur lebur entah kenapa. Ah lengkap sudah penampilan saya, saya dikerjain kah wow pikir-pikir. Akhirnya
dijemput saya sampai kos. Saya istirahata dan paginya menuju RS Bhayangkara
untuk tes. Diawali dengan kumpul apel untuk
mendengar penjelasan dari ytang berwenang nanti diapa-apain aja lalu mengisi formulir.
Yah Tuhan mungkin berpihak padaku memang itu bukan jalan ku, pulen yang masih
baru di saku celana ku “mblobor” samai tinta nya habis, ya saya tidak dapat
mengisi, untung teman di sebelah ku baik
mau meminjamkan bergantian. Selesainya saya menuju tenda barak untuk menaruh
tas dan mengantre untuk tes. Ya saya juga melihat ada teman-teman yang juga
seperti saya tidak berniat dan ya karena orang tua. Namun ya mungkin orang tua juga
mau yang terbaik untuk anaknya, tapi menurut saya setiap apa pun d dunia ini
dan untuk masuk di tiap-tiap itu diperukan “passion” kan. Ssut yang dipaksakan
tidak selalu berhasil malah kadang ada cerita dari kawan bahwa dulu ada yang
tidak dterima dan bunuh diri, mabuk-mabuk, jadi orang nakal. Hah that’s true
life. Hah selesai tes saya nongkrong sama anak Pati di tenda warung akan dan
bicara-bicara, dan ternyata kawan saya itu juga sama dngan saya, sebenarnya
sudah masuk di sebuah universitas namun orang tuanya suruh dia mencoba walau
maksa. Hahaha saya H-2 minggu diharus kan ketat latihan renang dan harus bisa,
ya dengan susah payah sebisanya dan dibumbui untaian kata indah dari sang
pelatih yang sama sekali tidak saya dengar karena saya m e mang tidak mengorangkan
beliau, ya karena saya tidak tertarik, ah setidakya saya terhibur bisa main mata dengan gadis-gadis di kolam renang
hihihi #genit. Wuh sedap bahkan saya juga disiapkan sepatu lari untuk lari dan
berat saya harus ideal katanya “hayo
kamu kelebihan satu kilo harus lari” bak saya ini barang dagangan yang QQ(Quality&Quantty).
Ahay oke kembai ke nongkrong sama
anak Pati ya, saya pun sama saya sudah diterima di Universitas Indonesia
jurusan Sastra Jawa sebelumnya, dan saya harus mengurus berkas BOP-B dan
Bidikmisi dan harus sudah sampai sana, tepat H+2 setelah hari saya tes di
Semarang. Yah yang berat ya bayangkan saya otomatis sebelum di Semarang se mua
data baik AKPOL maupun UI harus beres . stress banget. Yah menuggu-menunggu kebali hasil tes kesehatan
samai maghrib saya pun terpampang nyata tidak lolos sodara-sodara, ya itu
memang bukan jalan ku kenyataannya sejauh apa saya berusaha ya pada ahirnya di
tangan Tuhan. Ok saya kembali ke Cepu dn ternyata berkas belum dikirimkan, dan
kirim JNE ke UI waktu 4 hari oh sedih. Ini sudah H-2 , beberapa kali smaba(sahabat maba) menelpn
saya , dan saya sudah stress biang saya batal , dan beberapa kali ditelpon oleh
samaba dengan meyakinkan saya, saya sampai H-1
bilang batal aja kak maaf.
Dewi penolong pun hadir yaitu mba
Indah tetangga saya, yang ortu nya
mempunyai kedai makanan kikil kesukaan saya d dekat lapangan golf Cepu. Mba Indah
pun meminta orang tunya sampai datang ke rumah dan meyakinkan kedua orang tua
saya untuk saya kuliah di UI. Tibatiba kakak saya sms saya “dah sana berangkat
ke UI”. Hah padahal sebelumsebelumnya ia malah menyuruh saya kulih di IKIP
derah sebelah, hmmm gimana saya tak stress dari UI hah ditolak turun ke
IKIP mending aku gak kuliah. Entah mengapa tiba-tiba berubah macam
dhagelan. Saya waktu itu merasa stress karena
keluarga tak mendukung bahkan dokumen UI nyaris tak terurus, waktu saya
pengumunan diterima di UI saja orang tua saya malah datar-datar saja. Dan setelah
dari Semarang saya beli tiket kereta ke Jakarta saya kehabisan tiket, makin
stress ditambah dokumen UI saya entah sudah diterima atau belum.
Untung lah saya bisa ke Jakarta
dengan tiket 100ribu di calo, ya aya sukses berangkat ke Jakarta sendiri di
dalam kereta. Di kiri di depan tidak ada yang saya kenal, dan kakak di samping
saya menanyakan ke Jakarta ngapain dek,
aya menjawab daftar ulang kuliah,
kakak itu pun bilang sukses ya dek. Ya ku terima itu sebagai doa ,
mungkin kakak tersebut heran melihat wajah saya pada saat itu yang tegang
stress campur aduk. Syuku saya sampai di stasiun pasar senen dijemput mas Imam,
kakak mba Indah untuk meginap sementara di kontrakan.
Di kontrakan saya hanya di dalam
kamar diam dan berangkt ke kampus diantar untuk daftar ulang dengan gaya polos
ku yang dari kampung dan intonasi yang sangat “medhok” sekali waktu itu. Ya setidaknya
saya adalah Maba sastra Jawa yang pertama kali nongkrong di kansas sebelum yang
lain hahaha
hmmmm aku merasa sangat tertolong oleh mba Indah sekeluarga, mereka lah yang sangat berjasa mengantarkan ku sampai saat ini. makasih mba Indah sekeluarga, selamat dan semangat ujian skripsi semoga sukses dan Februari depan wisuda..amin
hmmmm aku merasa sangat tertolong oleh mba Indah sekeluarga, mereka lah yang sangat berjasa mengantarkan ku sampai saat ini. makasih mba Indah sekeluarga, selamat dan semangat ujian skripsi semoga sukses dan Februari depan wisuda..amin
Oke ini kisah ku ya tepatnya
perjuangan ku curhat ku untuk meraih kampus UI
di sastra Jawa.. makasih mungkin
tidak sepenuhnya aku bercerita... eh saya bercerita karena flash back itu
menguras pikiran jiwa tenaga juga