Minggu, 29 Desember 2013

sekapur sirih: Aku Sastra Jawa UI



Selamat malam
Sugeng dalu, salam kenal dari saya.perkenalkan aku Aris asli anak Cepu(Jawa Tengah) “leh”. Hahaha walaupun dialek “leh”saya mulai jarang digunakan semenjak lama kuliah di program studi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI. Ya di kampus kuning tersebut lah saya dihadiahi Tuhan untuk merasakan kuliah di kampus yang sangat termahsyur di Indonesia khususnya.   Ahay udah-udah .  taukah kalian sobat, saya 2 bulan lagi akan menginjak pada semester 4 dan sampai saat ini pun masih banyak pertanyaan mengenai kuliah “Sastra Jawa” di UI. Hmmm nih pertanyaan yang berhasil saya rangkum dan seingat saya:


“Kuliah Sastra Jawa mau jadi apa ?”
“Kuliah jauh-jauh di Jakarta ngambil sastra Jawa ? hahaha”
“Hah ngambil sastra Jawa di UI alai banget. Kenapa ga di Yogya atau Semarang aja kan deket”

Pertanyaan-pertanyaan atau malah bukan suatu pertanyaan yang dilontarkan pada saya oleh para tetangga dan kawan-kawan. Tapi ya sudah lah awal-awal saya menjawab dengan dilomatis yang ternyata saya tahu itu sama sekali tidak ada artinya sama sekali loh . ya mereka bertanya hanya karena ingin menghina mungkin saja atau apa ya ahahahaha. Ya lama-lama saya pun “saya tahu gaya mu,begini kan”. Dari menjawab panjang lebar sampai berkurang-berkurang. Akhirnya jka ada yang bertanya saya hanya berikan senyum gigi cemerlang saya. 

Yah awalnya saya juga tak mengerti jadi apa setelah lulus sastra Jawa, saya hanya mengikuti “passion” saya saja. Makin lama saya kuliah, saya pun mulai mengerti apa hasil produksi dari sastra Jawa UI. Tentu saja kami menjadi pengkaji budaya, bukan hanya sebagai pelaku budaya saja namun kami juga mampu menjelaskannya secara ilmiah.kami memiliki teori dn metode untuk mengkaji budaya Jawa bahkan budaya lain yang memiliki pola yang sama dengan budaya jawa. Kami adalah agen-agen pencerahan mengenai budaya jawa yang selama ini distereotipkan sebagai budaya musrik dan sesat, hmmmm jawa itu penuh simbol-simbol tidak bisa diejawatahkan secara langsung. Saya kira budaya lain pun sama pasti memiliki simbol pula. Di sini lah peran kami untuk memberikan pencerahan-pencerahan tersebut. 

Saya pun semakin bersemangat kulia hsastra Jawa, saya jadi lebih mengenal Budaya Jawa lebih dalam, dan ternyata Jawa tidak main-main , luar biasa. Hubungan besok jadi apa ya jadi diri sendiri, masalah pekerjaan atau prospek ya di tangan Tuhan, yang penting saya tulus melakukan semua hal. Sesuai “passion saya. Yang jelas lulus nanti saya adalah seorang “Penelti”,  peneliti Budaya jawa tentunya. Yah di mana pun saya nanti bekerja atau bertempat saya yakin bisa mengamalkan ilmu yang saya dapatkan dari kuliah dan saya akan tetap berkarya meski orang mau berkata apa. Karena kebanyakan orang sering mementingkan hasil dari paa proses, hmm bukan kah setiap orang perlu belajar. Rejeki-Jodoh-Mati di tagan Tuhan, yang penting kita tulus menjalani kehidupan saja intinya, hmmmm

-------------------------Journey to Yellow jacket (sastra Jawa)------------------------------------
Tidak lupa orang tua saya yang awalnya memaksakan saya untuk masuk AKPOL. Hmm saya tak begitu tertarik dengan bidang semacam itu,  saya suka sastra. Namun ortu tetap memaksa sehingga seusai saya Ujian Nasional SMA saya langsung diarahkan untuk menjadi AKPOL. Ribet saya harus mengurus dokumen-dokumen yang harus saya lengkapi dan itu harus ditulis tangan dengan rapi enam kali belum lagi dokumen-dokumen lain yang ribet ngurusinnya. Dari Cepu saya harus naik angkot bolak-balik ke Blora(Kabupaten) untuk verifikasi data. Hmmm yang namanya daftar semacam itu ada aja ujiannya yang kurang ini kurang itu hah walau saya dari awal aku tak berniat masuk AKPOL namun  demi orang tua supaya tahu poten si anaknya yang sebenarnya bukan di sini. Huh masih terbayang susahnya minta legalisir ijazah SD_SMP_SMA  yah kadang kepala sekolahnya ga ada ,  kadang ya harus menunggu sampai sore.  Di SMP saya ditertawakan oleh beberapa guru saya dengan mengatakan “Cah ora tau tukaran wae kok AKPOL hahaha ya wis sukses ya” artinya‘anak ga pernah berkelhi kok daftar AKPOL hahaha ya sudah sukses ya’. Saya hanya tersenyum kecil dalam hati, iya bu saya sebenarnya tak mau. Hah akhirnya pun semua dokumen diterima oleh Kapolsek BLORA.
Perjuangan selanjutnya adalah saya harus bersiap ke Semarang untuk ujian verifikasi data selanjutnya dan tes kesehatan luar dalam,  yah memang seorang AKPOL memang harus sempurna otak dan fisik. Hah  sebelum masuk ke cerita waktu saya tes,  saya akan ceritakan perjuangan saya yang cukup menyesakkan hati. Ceritanya saya tes di Semarang saya diinapkan kakak saya di kostan temannya, hmmm  saya hanya dibekali alamat tanpa nama teman kakak saya , ya mungkin pololsnya saya jika nanti saya sampai di alamat tersebut saya  akan siap dijemut teman kakak saya. Manis sekali saya berangkat pagi sekitar jam enam naik travel yang dingin banget sopirnya huh tak ramah, saya kebetulan tidak bisa pakai ac mobil pagi-pagi. Perjalanan pun di mulai huh mual sekali rasanya sudah mau muntah, dan saya coba buka jendela supaya mendapat udara segar, karena travel yang saya tumpangi udaranya pengap walau ber-ac. Parah sekali sopir marah-marah, “dek ini pakai ac jangan dibuka jendelanya!”. Baru saja bernafas lega hah terpaksa ditutup,hah iya pak saya tahu pakai ac yang bilang pakai kipas princess syahrini siapa. Yah alhasil saya muntah di travel bodo amat saya pura-pura tidur aja dasar sopir gemblung. Nah istirahat di Purwodadi saya turun dan membersihkan mutah di baju saya. Muntah di travel dibereskan oleh sang sopir dengan wajah ramah bagai prabu Burisrawa.  Betul-betul songong ya tuh sopir, sampai di depan gang alamat yaitu gang “P Barat” sang sopir mempersilakan saya turun bak narapidana dan saya harus mengambil barang bawaan saya yang sama sekali tidak bermanfaatnya buat saya waktu itu sendiri. Wah saya tunggu di depan gang, hah tidak ada siapa-siapa duh gimna ya, mna di depan gang ada orang tidak waras. Akhirnya pun saya coba telepon akak saya dan bahagianya hape nya dinonaktifkan yang katanya  memang sengaja supaa saya tidak tergantung dengannya. Hah yang benar saja sya idak dikasih no hape temannya namanya siapa dan kuliah di mana semester berapa sekarang. Akhirnya saya telepon bulik saya, dan akhirnya kakak saya bisa dihubungi dan saya hanya dikirimi kakak saya nomor hape kawannya dengan nama dan tempat kuliah serta jurusannya.  Saya hubungi nomor itu namun tak aktif, mungkin masih kuliah.  Alhasil saya  muter-muter di gang “P Barat” tanya orang ga ada yang tau, sampai saya seperti anak hilang yang bawa dus besar, dan ada kakek-kakek an Ibu-ibu yang masih peduli menanyakan ngapain nak di sini sendirian. sedangkan ibu-bu tadi malah mengira saya sales mau jual apa bawa-bawa dus besar berisi makan dna sebagainya. Hah polos sya hanya mengatakan saya cari mas ini bu—pak, waktu itu sekitar jam 9 dan terik juga hari itu. Akhirnya saya berlalu dan muter lagi, ketemu ibu-ibu penjual  es yang juga pemilik kos-kosan di situ. Saya  pun ditanyai,  saya pun menjawab saya cari kos kawan kakak saya beserta keterangan seadanya. Dan kebetulan anak-anak kos di sana pun kuliah di tempat yang sama dengan teman kaka saya, namun sayang tidak ada yang kenal. Yah cukup  menghbur dan setidaknya saya dapat minum es teh gratis dari ibu-ibu tersebut. L ama kemudian saya coba hubungi  hape teman kakak saya dan syukur nyambung. Alhasil saya salah alamat sodara-sodara. Baik lah saya pun akan dijmput di depan gang “P Barat”.

Waktu itu saya pakai celana dan baju warna hitam-hitam dan ibu-ibu segera masuk ke dalam rumah mereka ketika saya beranjak menuju depan gang, mungkin dikira saya teroris ya sambil bawa-bawa dus. Indahnya lagi saya menunggu di depn rumah yang kondisinyta sudah hancur lebur entah kenapa. Ah lengkap sudah penampilan saya,  saya dikerjain kah wow pikir-pikir. Akhirnya dijemput saya sampai kos. Saya istirahata dan paginya menuju RS Bhayangkara untuk tes. Diawali dengan kumpul  apel untuk mendengar penjelasan dari ytang berwenang nanti diapa-apain aja lalu mengisi formulir. Yah Tuhan mungkin berpihak padaku memang itu bukan jalan ku, pulen yang masih baru di saku celana ku “mblobor” samai tinta nya habis, ya saya tidak dapat mengisi,  untung teman di sebelah ku baik mau meminjamkan bergantian. Selesainya saya menuju tenda barak untuk menaruh tas dan mengantre untuk tes. Ya saya juga melihat ada teman-teman yang juga seperti saya tidak berniat dan ya karena orang tua. Namun ya mungkin orang tua juga mau yang terbaik untuk anaknya, tapi menurut saya setiap apa pun d dunia ini dan untuk masuk di tiap-tiap itu diperukan “passion” kan. Ssut yang dipaksakan tidak selalu berhasil malah kadang ada cerita dari kawan bahwa dulu ada yang tidak dterima dan bunuh diri, mabuk-mabuk, jadi orang nakal. Hah that’s true life. Hah selesai tes saya nongkrong sama anak Pati di tenda warung akan dan bicara-bicara, dan ternyata kawan saya itu juga sama dngan saya, sebenarnya sudah masuk di sebuah universitas namun orang tuanya suruh dia mencoba walau maksa. Hahaha saya H-2 minggu diharus kan ketat latihan renang dan harus bisa, ya dengan susah payah sebisanya dan dibumbui untaian kata indah dari sang pelatih yang sama sekali tidak saya dengar karena saya m e mang tidak mengorangkan beliau, ya karena saya tidak tertarik, ah setidakya saya terhibur bisa  main mata dengan gadis-gadis di kolam renang hihihi #genit. Wuh sedap bahkan saya juga disiapkan sepatu lari untuk lari dan berat saya harus ideal katanya  “hayo kamu kelebihan satu kilo harus lari” bak saya ini barang dagangan yang QQ(Quality&Quantty).

Ahay oke kembai ke nongkrong sama anak Pati ya, saya pun sama saya sudah diterima di Universitas Indonesia jurusan Sastra Jawa sebelumnya, dan saya harus mengurus berkas BOP-B dan Bidikmisi dan harus sudah sampai sana, tepat H+2 setelah hari saya tes di Semarang. Yah yang berat ya bayangkan saya otomatis sebelum di Semarang se mua data baik AKPOL maupun UI harus beres . stress banget. Yah  menuggu-menunggu kebali hasil tes kesehatan samai maghrib saya pun terpampang nyata tidak lolos sodara-sodara, ya itu memang bukan jalan ku kenyataannya sejauh apa saya berusaha ya pada ahirnya di tangan Tuhan. Ok saya kembali ke Cepu dn ternyata berkas belum dikirimkan, dan kirim JNE ke UI waktu 4 hari oh sedih. Ini sudah H-2 ,  beberapa kali smaba(sahabat maba) menelpn saya , dan saya sudah stress biang saya batal , dan beberapa kali ditelpon oleh samaba dengan meyakinkan saya, saya sampai H-1  bilang batal aja kak maaf. 

Dewi penolong pun hadir yaitu mba Indah tetangga saya,  yang ortu nya mempunyai kedai makanan kikil kesukaan saya d dekat lapangan golf Cepu. Mba Indah pun meminta orang tunya sampai datang ke rumah dan meyakinkan kedua orang tua saya untuk saya kuliah di UI. Tibatiba kakak saya sms saya “dah sana berangkat ke UI”. Hah padahal sebelumsebelumnya ia malah menyuruh saya kulih di IKIP derah sebelah, hmmm gimana saya tak stress dari UI hah ditolak turun ke IKIP  mending aku gak kuliah.  Entah mengapa tiba-tiba berubah macam dhagelan.  Saya waktu itu merasa stress karena keluarga tak mendukung bahkan dokumen UI nyaris tak terurus, waktu saya pengumunan diterima di UI saja orang tua saya malah datar-datar saja. Dan setelah dari Semarang saya beli tiket kereta ke Jakarta saya kehabisan tiket, makin stress ditambah dokumen UI saya entah sudah diterima atau belum. 

Untung lah saya bisa ke Jakarta dengan tiket 100ribu di calo, ya aya sukses berangkat ke Jakarta sendiri di dalam kereta. Di kiri di depan tidak ada yang saya kenal, dan kakak di samping saya menanyakan ke Jakarta ngapain dek,  aya menjawab daftar ulang kuliah,   kakak itu pun bilang sukses ya dek. Ya ku terima itu sebagai doa , mungkin kakak tersebut heran melihat wajah saya pada saat itu yang tegang stress campur aduk. Syuku saya sampai di stasiun pasar senen dijemput  mas Imam,  kakak mba Indah untuk meginap sementara di kontrakan.

Di kontrakan saya hanya di dalam kamar diam dan berangkt ke kampus diantar untuk daftar ulang dengan gaya polos ku yang dari kampung dan intonasi yang sangat “medhok” sekali waktu itu. Ya setidaknya saya adalah Maba sastra Jawa yang pertama kali nongkrong di kansas sebelum yang lain hahaha

hmmmm aku merasa sangat tertolong oleh mba Indah sekeluarga, mereka lah yang sangat berjasa mengantarkan ku sampai saat ini. makasih mba Indah sekeluarga, selamat dan semangat ujian skripsi semoga sukses dan Februari depan wisuda..amin

Oke ini kisah ku ya tepatnya perjuangan ku curhat ku untuk meraih kampus UI  di sastra Jawa..  makasih mungkin tidak sepenuhnya aku bercerita... eh saya bercerita karena flash back itu menguras pikiran jiwa tenaga juga