Bulan
Juni tahun 2013 yang lalu KMSJ (Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa) FIB UI mengadakan kunjungan pengamatan di wilayah kabupaten
Banyumas. Kami melakukan kunjungan pengamatan ini selama tiga hari
berturut-turut. Kunjungan pengamatan ini kami lakukan untuk mengetahui seperti
apakah budaya dan situs-situs budaya yang berada di wilayah Banyumas. Pada kesempatan
ini kami mengunjungi situs-situs di sana, antara lain; Andang Pangrenan, Museum
Wayang Banyumas, Sumur Mas, Masjid Nur Sulaiman, Masjid Saka Tunggal, Museum
BRI, dan Baturraden. Pada Kesempatan ini
pula saya akan mengulas salah satu situs yaitu, Sumur Mas mengenai letak,
penemuan, mitos, serta kritik dan saran.
Kabupaten
Banyumas memiliki beragam situs-situs budaya yang nampak asri dan menarik untuk
dikunjungi. Salah satu situs yang memikat hati saya adalah situs Sumur Mas,
karena kondisinya yang terawat dan seakan tersimpan misteri yang menarik untuk
dikuak di dalamnya. Sumur Mas merupakan salah satu situs budaya di Banyumas
yang letaknya sekitar 20 kilometer dari Purwokerto atau tepatnya di Desa
Sudagaran kecamatan Banyumas. Situs ini berdekatan dengan komplek Museum Wayang
Banyumas. Pada bagian depan dari situs ini berdiri megah sebuah pendapa indah
yang bernama pendapa si Panji, yang selalu ramai dipadati oleh anak-anak
sekolah yang sedang berlatih pramuka atau sekedar berjalan-jalan dan bersepeda
ria. Tepat di sampingnya adalah rumah juru kunci situs Sumur Mas yang tak kalah
megah dengan temboknya yang memanjang luas bercat hijau.
Sampai
saat ini belum ada kepastian kapan sumur Mas dibuat, namun menurut masyarakat
setempat sumur ini sudah ada sebelum Kabupaten Banyumas berdiri. Sumur Mas yang
asli adalah yang terletak di belakang gedung bekas Kantor Dinas Bupati Banyumas
sedangkan sumur yang berada di dalam adalah duplikasi namun ukurannya dibuat
menyesuaikan dengan ukuran sumur pada umumnya sehingga masyarakat dapat
memanfaatkan air sumur tersebut. Sumur Mas yang asli berdiameter kurang lebih
10 sentimeter dan memiliki kedalaman 0,5 meter saja. Sumur ini tidak pernah
surut dan selalu tersedia walaupun musim kemarau tiba menurut masyarakat
setempat. Air sumur ini pada awalnya hanya digunakan untuk memenuhi keperluan
sehari-hari saja namun setelah dilakukan penelitian, air sumur ini tidak dapat
dikonsumsi lagi airnya sebab terdapat kandungan zat yang tidak baik untuk tubuh
manusia.
Situs
sumur Mas yang nampak begitu asri dan indah ditambah lagi terlihat di
sekitarnya hamparan lahan perkebunan tumpang sari yang tumbuh beraneka jenis
tanaman semakin menyejukan pandang, ternyata memiliki mitos yang diyakini oleh
masyarakat setempat dan bahkan tokoh-tokoh di negeri ini. Mitos itu berasal
dari Air di dalam sumur Mas, air tersebut diyakini memiliki berkah bagi
pengunjungnya. Air tersebut dapat memperlancar hajat seseorang yang datang ke
tempat itu misalnya saja untuk kesehatan, perjodohan, karir, dan jabatan. Dan yang paling dominan terdengar adalah untuk
memperlancar jabatan. Bahkan tokoh-tokoh pendiri bangsa seperti bung Soekarno
dan bung Soeharto dimasa hidupnya sering berkunjung ke sumur Mas. Nama sumur
Mas juga terdapat dua pendapat di masyarakat, yang pertama alasanya adalah
karena air di dalam sumur ini bercahaya nampak seperti emas, dan yang kedua
adalah karena pada jaman dahulu saat musim kering melanda, masyarakat hanya
memanfaatkan air di sumur ini dan mereka membawa air dari sumur menggunakan
wadah semacam kendi yang isandarkan di pinggang yang dibawa dengan berjalan
kaki dari rumah mereka, maka air sumur ini dianggap sangat berharga seperti emas
sebab air hanya bersumber dari sumur ini saja. Sehingga muncul mitos bahwa air
sumur Mas akan membawa berkah bagi yang mengambilnya bila ia membawa air tersebut
ke rumah dengan cara berjalan atau bersepeda, dan tidak boleh menggunakan
kendaraan bermotor.
Situs
sumur Mas sangat menarik untuk dikunjungi, dan menjadi salah satu situs yang
paling berkesan bagi saya dari semua situs yang kami kunjungi di Banyumas. Pada
kesempatan ini pula saya akan memberikan ungkapan saya mengenai situs menawan
ini berupa kritik dan saran. Situs ini secara bangunan sudah baik namun untuk
pencahayaan di dalam gedung bekas kantor dinas Bupati Banyumas perlu diperbaiki
lagi agar pengunjung dapat melihat kondisi di dalam lebih terang. Sejarah dan
mitos-mitos di sumur Mas yang dituturkan oleh pengurus situs ini menurut saya
masih mengambang keadaanya atau belum jelas kepastiannya, saran saya adalah
sebaiknya diadakan penelusuran mengenai sejarah dan mitos-mitos yang berada di
situs sumur Mas bila perlu diterbitkan pula buku atau katalog mengenai hal-hal
tersebut untuk pengunjung supaya lebih jelas. Kesimpulan saya, situs sumur Mas
yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas sangat menarik untuk ditelusuri
kembali mengenai sejarah maupun mitos-mitos yang berada di dalamnya dan patut
dijaga kondisinya sebagai salah satu situs budaya yang berada di wilayah
Banyumas.
(Pendapa si Panji) |
sumber foto: dari teman-teman sastra Jawa FIB UI 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar