Senin, 30 Desember 2013

Seni Drama Wayang dan Tari (Sendrawatari)



kali  ini saya  ingin  berbagi naskah sendrawatari   bertajuk "Wara Senapati". bahan naskah ini baru saja dipentaskan oleh KMSJ (Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa) FIB UI pada acara tahunan kami yaitu Pekan Budaya Jawa pada tanggal 26 November 2013 di Auditorium Gd 9 FIB UI. 










Wara Senapati

Babak  1
Fill  in kelir (Perang Bharatayuda)
Dhalang: “Alkisah di negri elok Hastinapura, terjadi perang agung Bharatayuda antara  Pandhawa dan Kurawa. Kurawa yang hendak kalah, bangkit lagi karena dipimpin oleh Begawan Bisma yang  sangat sakti mandraguna. Semua prajurit Pandhawa tunggang langgang oleh sang Begawan. Dengan gagah berani Bisma menantang pandhawa dan Dewata.”
Bisma: “Wahai cucu-cucu ku Pandhawa, tunjukkan lah semua kekuatan mu, orang tua ini tak akan mundur sejegkal pun. Oh Dewata d mana kah malaikat yang akan menjemput nyawaku? Tunjukkan lah aku tak sabar menantikan kematian ku. Kekasihku Amba, datang lah padaku, jemput aku Amba! ”
(tempo musik semakin cepat)

Black out
Dhalang: “Hong ilaheng, hong ilaheng awighna mastu purnama sidem. Awighna mastu silat mring hyang Jagadkarana, siran tandha kawisesaning bisana; sana sinawung langen wilapa, estu maksih lestantun lampahing Buddha; jinantur tutur katula, tela-tela tulad mrih labdeng paradya; winursita ngupama prameng niskara, karana dya tumiyeng pura; winisuda trah ingkang dinama-dama, pinardi tameng lalata; mangkya tekap wasananig gupita, tan wun renggeng pralambang atumpa-tumpa, manggung panggeng panggung sang murweng kata”


Babak 2
Fill in (Panggung terlihat hutan dekat tapal batas wilyah Hastina, Bisma brtolak pinggang terhadap Dewi Amba yang tengah berteluk memohon Bisma agar tidak menolak cintanya)
Bisma: “Pulang lah amba! Aku tak mungkin menerima cintamu, itu sudah menjadi suratan takdir ku”
Amba: “Tidak kanda, aku tak akan pulang tanpa dirimu, hanya kau lah yang ku cintai”
Bisma: “Cinta itu hanya membawa kesengsaraan. Kita tidak mungkin bersatu di dunia Amba. Pulang lah atau keris ini akan mengakhiri hidup mu”
Amba: “Jika memang aku tak bisa mendampingi mu di arcapada, lebih baik aku mati di tangan mu”(memeluk Bisma dan tertancap keris)

Bisma: “Amba. . .! mengapa kau lakukan ini?”(dengan nada mnyesal)
Amba: “Inilah bukti betapa besarnya cinta ku pada mu kanda. Jika memang Dewata tak mengijinkan ku menampingi mu dunia, maka aku akan datang menjemput mu kelak saat perang agung kedua anak cucu  mu”
Bisma: “Jika memang begitu suratan Dewata, aku akan setia menantikan hari kematian ku”
Amba: “Selamat tinggal kakang. . .”(tewas)
Bisma: “Amba... .. Amba.. Ambaaaaa!”
Black out



Babak 3
Fill in (Panggung terlihat taman Pancala yang indah,anak-anak kecil bernyanyi dan menari dengan riang brsama Srikandi kecil)
Dhalang: “Hari bergnti hari, thun demi tahun terlampaui. Sementara itu di negri Pancala, rakyatnya sedang bersuka cita dikarenakan Sang raja Drupada dan permaisuri telah dikaruniai putri yang cantik jelita. Dia lah yang tlah ditakdirkn menjadi wanita utama, dia lah Sang perwira,dia lah sang Wara Srikandi” (musik berganti tembang dolanan)
Anak putri 1: “Aduh...!, hati-hati dong Sri”
Srikandi kecil: “Sra..Sri...Sra...Sri...! srikandi tahu!”
Anak putri 1: “Alah sama saja mbk  Sri!”
Anak putri 2: “Kamu ini, anak perempuan kok kelakuan laki-laki. Apalagi kamu itu anak raja, seharusnya bertingkah lah layaknya wanita jangan lah bedugalan seperti preman”
Anak putri 3: “Iya benar, apa ayah dan ibu mu tak mengajarkan mu sopan santun. Huu.... dasar wandu”


Semua anak putri: “Huu..... dasar wandu...wandu...wandu!”













Fill in (Srikandi tertunduk dan menangis . datang lah sukma Dewi Amba)

Dewi Amba: “Wahai anak ku Srikandi jangan menangis syang. Kau memang dititahkan seperti ini karena keinginan ayah mu. tetapi Dewata berkeinginan lain, maka aku ditakdirkan bersatu dengan mu untuk menepati takdir mu kelak saat kau dewasa”
Srikandi kecil: “Wahai sang Dewi siapa kah kau?”
Amba: “Aku adalah diri mu, aku lah jiwa mu. Aku lah Amba”
Black out

Babak 4
Fill in kelir (Arjuna mengajari Srikandi berperang keris dan memanah)
Dhalang: “Srikandi tumbuh menjadi wanita yang cantik jelita. Tiba lah saat ia dipersunting oleh raja muda yang gagah perkasa, tetapi Srikandi menolaknya. Murka lah sang raja, dan menyerang kerajaan Pancala. Pergi lah sang Wara  Srikandi mencari perlindungan kepada ksatria sakti mandraguna—penengah Pandhawa. Sang Arjuna mengajari Srikandi berperang menggunakan keris dan memanah. Hingga tumbuh lah benih-benih cinta sng Ksatria kepad putri negri Pnancala itu”
Black out
Fill in (Srikandi dan Arjuna menari & tembang)

Black out

Babak 5
Fill in (Panggung terlihat suasana peperangan di negri Pancala)

Dhalang: “Srikandi pun kembali ke Pancala yang tengah bergolak diserang oleh pasukan Prabu Jungkung Mardea”
Jungkung Mardea: “Ha...ha...ha... ini lah akibatnya orang yang berani menolak keinginan ku. Hai Srikandi wanita tak tahu diuntung. Betapa bodohnya kau menolak lamaran raja segagah dan seperkasa diriku”
Srikandi: “Bagi ku kau hanya lah pecundang yang pantas mati Prabu Jungkung Mardea!”
Jungkung Mardea: “Lancang kau Srikandi!”



(Srikandi dan Jungkung Mardea berperang & palaran Durma. Srikandi membentangkan busur panah dan melepasknnya. Prabu Jungkung Mardea tewas)
Black out

Babak 6
Fill in kelir (Arjuna menemui Kresna)

Dhalang: “Kini tiba lah saatnya perang agung Bharatayuda. Bisma sebagai senapati kurawa dapat memukul mundur prajurit Pandhawa. Arjuna memutuskan untuk meminta nasihat Prabu Kresna. Berangkat lah ia ke Dwarawati”
Arjuna: “Sembah Hamba kepada mu kanda Prabu Kresna”
Kresna: “Aku terima sembah mu Arjuna. Ada gerangan apa kau menghadap ku dinda ? Bagaimana keadaan perang Bharatayuda”
Arjuna: “Prajurit Pandhawa kalah oleh kakek Bisma kanda Prabu. Apa yang harus kami lakukan untuk mengalahkan eyang Bisma kanda prabu?”
Kresna: “Eyang Bisma adalah brahmana suci yang tidak akan mati jika ia tidak berkehendak untuk mati”
Arjuna: “lalu kami harus bagaimana kanda prabu?”
Kresna: “Ketahuilah dinda, sekuat-kuatnya karang dapat hancur oleh lembutnya tetesan air. Sekuat-kuatnya pria dia pasti akan luluh oleh kelembutan wanita. Ingat lah bahwa di balik kelembutan tersimpan kekuatan yang maha dahsyat”


Arjuna: “Lalu siapa kah wanita itu kanda prabu?”
Kresna: “Ia lah wanita utama yang ditakdirkan menjadi senapati. Ia lah putri agung titisan Dewi Amba. Ia lah istri mu, Dewi Wara Srikandi”
Arjuna: “Baik lah jika begitu hamba mohon pmit kanda. Hamba akan memints dinda Srikandi menjadi senapati”
Kresna: “Restu ku selalu bersama mu dinda”
(Arjuna pergi kepada Srikandi)
Black out

Babak 7
Fill in kelir (Perang di padang Kuru setra)
Black out

Fill in (Panggung terlihat susana perang Bhratayuda. Prajurit Kurawa kalah oleh prajurit putri. Bisma menghadap prajurit putri dan mngalahkannya. Srikandi datang dibayangi Dewi Amba. Srikandi mulai membentangkan busur panah saat Dewi Amba mengajak Bisma menari)

Amba: “Ayo kanda, ikut lah bersama ku. Ayo kita pulang ke swargaloka kanda”

(Srikandi melepaskan busurnya dn Bisma tewas. Bunga kamboja bertaburan dari swargaloka mengiringi kematian Bisma)

Tancep Kayon



Tidak ada komentar:

Posting Komentar