kali ini saya ingin berbagi naskah sendrawatari bertajuk "Wara Senapati". bahan naskah ini baru saja dipentaskan oleh KMSJ (Keluarga Mahasiswa Sastra Jawa) FIB UI pada acara tahunan kami yaitu Pekan Budaya Jawa pada tanggal 26 November 2013 di Auditorium Gd 9 FIB UI.
Wara Senapati
Babak 1
Fill in kelir (Perang Bharatayuda)
Dhalang: “Alkisah di
negri elok Hastinapura, terjadi perang agung Bharatayuda antara Pandhawa dan Kurawa. Kurawa yang hendak
kalah, bangkit lagi karena dipimpin oleh Begawan Bisma yang sangat sakti mandraguna. Semua prajurit
Pandhawa tunggang langgang oleh sang Begawan. Dengan gagah berani Bisma
menantang pandhawa dan Dewata.”
Bisma: “Wahai cucu-cucu
ku Pandhawa, tunjukkan lah semua kekuatan mu, orang tua ini tak akan mundur
sejegkal pun. Oh Dewata d mana kah malaikat yang akan menjemput nyawaku?
Tunjukkan lah aku tak sabar menantikan kematian ku. Kekasihku Amba, datang lah
padaku, jemput aku Amba! ”
(tempo musik semakin
cepat)
Black out
Dhalang: “Hong ilaheng,
hong ilaheng awighna mastu purnama sidem. Awighna mastu silat mring hyang
Jagadkarana, siran tandha kawisesaning bisana; sana sinawung langen wilapa,
estu maksih lestantun lampahing Buddha; jinantur tutur katula, tela-tela tulad
mrih labdeng paradya; winursita ngupama prameng niskara, karana dya tumiyeng
pura; winisuda trah ingkang dinama-dama, pinardi tameng lalata; mangkya tekap
wasananig gupita, tan wun renggeng pralambang atumpa-tumpa, manggung panggeng
panggung sang murweng kata”
Babak
2
Fill in (Panggung
terlihat hutan dekat tapal batas wilyah Hastina, Bisma brtolak pinggang
terhadap Dewi Amba yang tengah berteluk memohon Bisma agar tidak menolak
cintanya)
Bisma: “Pulang lah
amba! Aku tak mungkin menerima cintamu, itu sudah menjadi suratan takdir ku”
Amba: “Tidak kanda, aku
tak akan pulang tanpa dirimu, hanya kau lah yang ku cintai”
Bisma: “Cinta itu hanya
membawa kesengsaraan. Kita tidak mungkin bersatu di dunia Amba. Pulang lah atau
keris ini akan mengakhiri hidup mu”
Amba: “Jika memang aku
tak bisa mendampingi mu di arcapada, lebih baik aku mati di tangan mu”(memeluk
Bisma dan tertancap keris)
Bisma: “Amba. . .!
mengapa kau lakukan ini?”(dengan nada mnyesal)
Amba: “Inilah bukti
betapa besarnya cinta ku pada mu kanda. Jika memang Dewata tak mengijinkan ku
menampingi mu dunia, maka aku akan datang menjemput mu kelak saat perang agung
kedua anak cucu mu”
Bisma: “Jika memang
begitu suratan Dewata, aku akan setia menantikan hari kematian ku”
Amba: “Selamat tinggal
kakang. . .”(tewas)
Bisma: “Amba... ..
Amba.. Ambaaaaa!”
Black out
Babak
3
Fill in (Panggung
terlihat taman Pancala yang indah,anak-anak kecil bernyanyi dan menari dengan
riang brsama Srikandi kecil)
Dhalang: “Hari bergnti
hari, thun demi tahun terlampaui. Sementara itu di negri Pancala, rakyatnya
sedang bersuka cita dikarenakan Sang raja Drupada dan permaisuri telah
dikaruniai putri yang cantik jelita. Dia lah yang tlah ditakdirkn menjadi
wanita utama, dia lah Sang perwira,dia lah sang Wara Srikandi” (musik berganti
tembang dolanan)
Anak putri 1:
“Aduh...!, hati-hati dong Sri”
Srikandi kecil:
“Sra..Sri...Sra...Sri...! srikandi tahu!”
Anak putri 1: “Alah
sama saja mbk Sri!”
Anak putri 2: “Kamu
ini, anak perempuan kok kelakuan laki-laki. Apalagi kamu itu anak raja,
seharusnya bertingkah lah layaknya wanita jangan lah bedugalan seperti preman”
Anak putri 3: “Iya
benar, apa ayah dan ibu mu tak mengajarkan mu sopan santun. Huu.... dasar
wandu”
Semua anak putri:
“Huu..... dasar wandu...wandu...wandu!”
Fill in (Srikandi
tertunduk dan menangis . datang lah sukma Dewi Amba)
Dewi Amba: “Wahai anak
ku Srikandi jangan menangis syang. Kau memang dititahkan seperti ini karena
keinginan ayah mu. tetapi Dewata berkeinginan lain, maka aku ditakdirkan
bersatu dengan mu untuk menepati takdir mu kelak saat kau dewasa”
Srikandi kecil: “Wahai
sang Dewi siapa kah kau?”
Amba: “Aku adalah diri
mu, aku lah jiwa mu. Aku lah Amba”
Black out
Babak
4
Fill in kelir (Arjuna
mengajari Srikandi berperang keris dan memanah)
Dhalang: “Srikandi
tumbuh menjadi wanita yang cantik jelita. Tiba lah saat ia dipersunting oleh
raja muda yang gagah perkasa, tetapi Srikandi menolaknya. Murka lah sang raja,
dan menyerang kerajaan Pancala. Pergi lah sang Wara Srikandi mencari perlindungan kepada ksatria
sakti mandraguna—penengah Pandhawa. Sang Arjuna mengajari Srikandi berperang
menggunakan keris dan memanah. Hingga tumbuh lah benih-benih cinta sng Ksatria
kepad putri negri Pnancala itu”
Black out
Fill
in (Srikandi dan Arjuna menari & tembang)
Black
out
Babak
5
Fill
in (Panggung terlihat suasana peperangan di negri Pancala)
Dhalang:
“Srikandi pun kembali ke Pancala yang tengah bergolak diserang oleh pasukan Prabu
Jungkung Mardea”
Jungkung
Mardea: “Ha...ha...ha... ini lah akibatnya orang yang berani menolak keinginan
ku. Hai Srikandi wanita tak tahu diuntung. Betapa bodohnya kau menolak lamaran
raja segagah dan seperkasa diriku”
Srikandi:
“Bagi ku kau hanya lah pecundang yang pantas mati Prabu Jungkung Mardea!”
Jungkung
Mardea: “Lancang kau Srikandi!”
(Srikandi
dan Jungkung Mardea berperang & palaran Durma. Srikandi membentangkan busur
panah dan melepasknnya. Prabu Jungkung Mardea tewas)
Black
out
Babak
6
Fill
in kelir (Arjuna menemui Kresna)
Dhalang:
“Kini tiba lah saatnya perang agung Bharatayuda. Bisma sebagai senapati kurawa
dapat memukul mundur prajurit Pandhawa. Arjuna memutuskan untuk meminta nasihat
Prabu Kresna. Berangkat lah ia ke Dwarawati”
Arjuna:
“Sembah Hamba kepada mu kanda Prabu Kresna”
Kresna:
“Aku terima sembah mu Arjuna. Ada gerangan apa kau menghadap ku dinda ?
Bagaimana keadaan perang Bharatayuda”
Arjuna:
“Prajurit Pandhawa kalah oleh kakek Bisma kanda Prabu. Apa yang harus kami
lakukan untuk mengalahkan eyang Bisma kanda prabu?”
Kresna:
“Eyang Bisma adalah brahmana suci yang tidak akan mati jika ia tidak
berkehendak untuk mati”
Arjuna:
“lalu kami harus bagaimana kanda prabu?”
Kresna:
“Ketahuilah dinda, sekuat-kuatnya karang dapat hancur oleh lembutnya tetesan
air. Sekuat-kuatnya pria dia pasti akan luluh oleh kelembutan wanita. Ingat lah
bahwa di balik kelembutan tersimpan kekuatan yang maha dahsyat”
Arjuna:
“Lalu siapa kah wanita itu kanda prabu?”
Kresna:
“Ia lah wanita utama yang ditakdirkan menjadi senapati. Ia lah putri agung
titisan Dewi Amba. Ia lah istri mu, Dewi Wara Srikandi”
Arjuna:
“Baik lah jika begitu hamba mohon pmit kanda. Hamba akan memints dinda Srikandi
menjadi senapati”
Kresna:
“Restu ku selalu bersama mu dinda”
(Arjuna
pergi kepada Srikandi)
Black
out
Babak
7
Fill
in kelir (Perang di padang Kuru setra)
Black
out
Fill
in (Panggung terlihat susana perang Bhratayuda. Prajurit Kurawa kalah oleh
prajurit putri. Bisma menghadap prajurit putri dan mngalahkannya. Srikandi
datang dibayangi Dewi Amba. Srikandi mulai membentangkan busur panah saat Dewi
Amba mengajak Bisma menari)
Amba:
“Ayo kanda, ikut lah bersama ku. Ayo kita pulang ke swargaloka kanda”
(Srikandi
melepaskan busurnya dn Bisma tewas. Bunga kamboja bertaburan dari swargaloka
mengiringi kematian Bisma)
Tancep
Kayon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar